Kamis, 17 November 2011

UMK = KHL

 
Permintaan Buruh UMK 110 Persen KHL Akan Membunuh Investasi di Bekasi
BEKASI, (PRLM).- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bekasi keberatan dengan tuntutan buruh perihal penentuan Upah Minimum Kota (UMK) Bekasi tahun 2012 sedikitnya 110 persen besar Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Jika tuntutan tersebut dipaksakan untuk dipenuhi, Apindo meyakini langkah tersebut merupakan ‘pembunuhan’ investasi di Kota Bekasi.
“Investor pasti akan pergi dan mengincar daerah lain yang UMK-nya lebih rendah. Kalau investor pergi, otomatis iklim usaha terganggu, pengangguran bertambah, dan pertumbuhan ekonomi pun berjalan mundur,” kata Ketua Apindo Kota Bekasi Purnomo Narmiadi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (1/11).
Lebih lanjut dikatakannya, investor pergi karena biaya produksi membengkak. Belum lagi kenaikan UMK kerap dibarengi dengan melambungnya harga bahan baku. Di tengah kenaikan yang makin membebani perusahaan tersebut, jumlah barang yang diproduksi dan berhasil dijual belum tentu bertambah.
“Kenaikannya sebanding dengan laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional saja. Lebih dari itu, perusahaan akan kesulitan menutupi biaya produksi,” ucapnya.

Purnomo menuding terjadi penyelundupan hukum dan kepentingan dalam proses penentuan UMK melalui serangkaian demonstrasi yang dilakukan buruh di beberapa daerah. Tudingan tersebut dilontarkannya karena merujuk pada peserta aksi yang kebanyakan sudah senior di tempat kerjanya.

“Pekerja senior tidak semestinya menuntut peningkatan UMK karena sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1999 tentang Upah Minimum, UMK diberlakukan bagi pekerja pemula, lajang, dan menduduki jabatan terendah dalam perusahaan. Saya rasa pekerja senior vokal menuntut kenaikan UMK karena berharap gaji mereka turut naik dengan persentase yang sama,” tuturnya.
Ia pun meminta pekerja memahami posisi perusahaan. Di saat kota/kabupaten lain belum banyak yang menentukan UMK seratus persen KHL, penetapan UMK sesuai KHL Kota Bekasi sejak tahun 2011 patut diapresiasi. Namun jika tiap tahun besarnya dituntut terus meningkat, sekitar 800 perusahaan yang berdomisili di Kota Bekasi sepakat berkeberatan.
Menurut Purnomo, selama ini pun sebanyak 85 persen perusahaan yang berskala kecil kesulitan untuk memenuhi ketentuan tersebut. Hanya 15 persen yang menjalankan keputusan dengan baik karena memang usahanya sudah besar.
“Satu hal yang juga menguatkan dugaan adanya penyusupan hukum itu ialah kehadiran buruh dari perusahaan besar yang terlibat dalam demonstrasi. Padahal mereka sudah digaji layak. Jika menuntut kenaikan, semestinya mereka layangkan langsung ke perusahaan masing-masing, bukan dengan menggelar demonstrasi demikian,” katanya.(A-184/kur)*** PIkiran Rakyat

Tanggapan siempunya blog :
1. Dengan pernyataan seperti itu dapat diartikan para investor dan pengusaha berusaha memeras keringat dari warga indonesia yang harganya tidak layak untuk memenuhi (KHL) kehidupan layak ditempat ia bekerja. Kalo boleh saya saran cobalah berfikir bagaimana karyawan bisa bekerja dengan tenang, apabila untuk makan saja harus gali lubang tutup lubang. Dan jika pindah kedaerah lain pun, bahkan ke negara yang masih miskinpun Kebutuhan hidup layak untuk karyawan itu harus dipenuhi. Janganlah mencari untuk dari bisnis dengan memeras keringat buruh yang selama ini belum pernah merasakan dinginya ac, nyamanya mercy yang pengusaha tunggangi... Ingat hidup itu ada batasnya, orang sukses itu orang yang bisa mensukseskan orang lain... 

2. Jika selalu rugi kenapa masih berjalan produksi, bisnis itu arahnya adalah profitable. Tinggal bagaimana hati nurani pengusaha dalam membagi profit tersebut dengan tidak mengorbankan "robot-robot bernyawa" yang hanya menunggu masa tak berdaya ditendang pengusaha lalim yang telah memeras keringatnya.

3. Jangan menuding, buruh hanya menginginkan hasil keringatnya layak untuk hidup dan menikmati hasil kerjanya.... Kami memang tidak terlahir menjadi pengusaha, tapi kami berusaha untuk hidup sejahtera tanpa merampas hak para pengusaha yang Alloh telah menataqdirkan lebih mampu hidup layak dari pada kami.

Semoga nurani para pengusaha masih ada untuk peduli terhadap karyawannya yang merupakan aset berharga untuk kelangsungan usahanya.

Salam hangat dari kami para buruh yang masih menghargai dan menghormati para pengusaha yang baik...
Mang Ucup




2 komentar:

Silahkan di comment...